Akibat pembedahan militer myanmar di daerah rakhine, ribuan muslim rohingya terpaksa melarikan diri. demi menyelamatkan diri, para pengungsi wajib rela berjalan sampai 100 km ataupun memerlukan waktu 4 sampai 7 hari mengarah tempat proteksi di bangladesh.
dhaka tribune mengatakan, terdapat 1. 500 orang yang melewati bichari, daerah pinggiran di bandarban, mengarah bangladesh. bichari terletak dekat dengan perbatasan di myanmar.
seseorang pemuda bernama abdul alim mengaku telah menggendong ibunya sepanjang 4 hari demi menjauhi pembedahan militer tersebut. “kami telah berjalan sepanjang 4 hari. dan juga bunda aku sangat tua buat berjalan sepanjang itu. karna itu aku terpaksa menggendongnya. ”
sepanjang di ekspedisi, kata abdul, para pengungsi tidak memperoleh santapan ataupun minuman yang layak. terlebih lagi dalam hari - hari terakhir, mereka kehilangan olahan santapan. tetapi begitu, dia bersyukur masih dapat hidup. “setidaknya kami tidak mati, ” ucapnya.
hasina, masyarakat rohingya yang lain pula terpaksa bepergian dengan si suami kendati dalam kondisi berbadan dua. dia juga kesimpulannya melahirkan sehabis merambah bandarban. mereka merupakan satu di antara 1. 500 pengungsi yang melewati wilayah buchira mengarah ukhia pada akhir minggu kemudian.
ayesha yang berbadan dua 9 bulan mengaku ia amat letih. dia bisa jadi hendak hadapi sakit persalinan dalam sebagian jam ke depan. tidak sedikit di antara para pengungsi yang bawa hewan piaraan. [islampos]
( sumber : http:// jostosan. blogspot. co. id/2017/09/hindari-keganasan-tentara-myanmar-pria. html )
dhaka tribune mengatakan, terdapat 1. 500 orang yang melewati bichari, daerah pinggiran di bandarban, mengarah bangladesh. bichari terletak dekat dengan perbatasan di myanmar.
seseorang pemuda bernama abdul alim mengaku telah menggendong ibunya sepanjang 4 hari demi menjauhi pembedahan militer tersebut. “kami telah berjalan sepanjang 4 hari. dan juga bunda aku sangat tua buat berjalan sepanjang itu. karna itu aku terpaksa menggendongnya. ”
sepanjang di ekspedisi, kata abdul, para pengungsi tidak memperoleh santapan ataupun minuman yang layak. terlebih lagi dalam hari - hari terakhir, mereka kehilangan olahan santapan. tetapi begitu, dia bersyukur masih dapat hidup. “setidaknya kami tidak mati, ” ucapnya.
hasina, masyarakat rohingya yang lain pula terpaksa bepergian dengan si suami kendati dalam kondisi berbadan dua. dia juga kesimpulannya melahirkan sehabis merambah bandarban. mereka merupakan satu di antara 1. 500 pengungsi yang melewati wilayah buchira mengarah ukhia pada akhir minggu kemudian.
ayesha yang berbadan dua 9 bulan mengaku ia amat letih. dia bisa jadi hendak hadapi sakit persalinan dalam sebagian jam ke depan. tidak sedikit di antara para pengungsi yang bawa hewan piaraan. [islampos]
( sumber : http:// jostosan. blogspot. co. id/2017/09/hindari-keganasan-tentara-myanmar-pria. html )