Amalan yang tersadu merupakan yang ajeg (kontinu) walaupun jumlahnya sedikit. begitu pula dalam shalat sunnah, sebagian di antara lain dapat kita jaga teratur karna seperti itu yang dicintai oleh allah. apa aja amalan shalat sunnah tersebut? berikut kami sebutkan keutamaannya, mudah - mudahan membikin kita antusias buat melindungi dan juga merutinkannya.
kesatu: shalat sunnah rawatib
menimpa keutamaan shalat sunnah rawatib diterangkan dalam hadits berikut ini. ummu habibah mengatakan kalau dia mendengar rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ صَلَّى اثْنَتَىْ عَشْرَةَ رَكْعَةً فِى يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ بُنِىَ لَهُ بِهِنَّ بَيْتٌ فِى الْجَنَّةِ
“barangsiapa yang mengerjakan shalat 12 raka’at (sunnah rawatib) satu hari tadi malam, hendak dibangunkan menurutnya rumah di surga. ” (hr. muslim nomor. 728)
dalam riwayat at tirmidzi sama dari ummu habibah, dia mengatakan kalau rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ صَلَّى فِى يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ ثِنْتَىْ عَشْرَةَ رَكْعَةً بُنِىَ لَهُ بَيْتٌ فِى الْجَنَّةِ أَرْبَعًا قَبْلَ الظُّهْرِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَهَا وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْمَغْرِبِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْعِشَاءِ وَرَكْعَتَيْنِ قَبْلَ صَلاَةِ الْفَجْرِ
“barangsiapa satu hari tadi malam mengerjakan shalat 12 raka’at (sunnah rawatib) , hendak dibangunkan menurutnya rumah di surga, ialah: 4 raka’at saat sebelum zhuhur, 2 raka’at sehabis zhuhur, 2 raka’at sehabis maghrib, 2 raka’at sehabis ‘isya dan juga 2 raka’at saat sebelum shubuh. ” (hr. tirmidzi nomor. 415 dan juga an nasai nomor. 1794, kata syaikh (AL) albani hadits ini shahih).
yang lebih utama dari shalat rawatib merupakan shalat sunnah fajar (shalat sunnah qobliyah shubuh). ‘aisyah mengatakan kalau rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
رَكْعَتَا الْفَجْرِ خَيْرٌ مِنْ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا
“dua rakaat sunnah fajar (subuh) lebih baik dari dunia dan juga seisinya. ” (hr. muslim nomor. 725)
pula dalam hadits ‘aisyah yang yang lain, dia mengatakan,
لَمْ يَكُنْ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى شَيْءٍ مِنْ النَّوَافِلِ أَشَدَّ مِنْهُ تَعَاهُدًا عَلَى رَكْعَتَيْ الْفَجْرِأخرجه الشيخان
“nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak melaksanakan satu juga shalat sunnah yang kontinuitasnya (kesinambungannya) melebihi 2 rakaat (shalat rawatib) shubuh. ” (hr. bukhari nomor. 1169 dan juga muslim nomor. 724)
kedua: shalat tahajud (shalat malam)
allah ta’ala berfirman,
أَمْ مَنْ هُوَ قَانِتٌ آَنَاءَ اللَّيْلِ سَاجِدًا وَقَائِمًا يَحْذَرُ الْآَخِرَةَ وَيَرْجُو رَحْمَةَ رَبِّهِ قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُولُو الْأَلْبَابِ
“ (apakah kalian hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadat di waktu - waktu malam dengan sujud dan juga berdiri, lagi dia cemas kepada (azab) akhirat dan juga mengharapkan rahmat tuhannya? katakanlah: “adakah sama orang - orang yang mengenali dengan orang - orang yang tidak mengenali? ” sebetulnya orang yang berakallah yang mampu menerima pelajaran. ” (qs. az zumar: 9). yang diartikan qunut dalam ayat ini bukan cuma berdiri, tetapi pula diiringi dengan khusu’ (amati tafsir (AL) qur’an (AL) ‘azhim, 12: 115). salah satu iktikad ayat ini, “apakah sama antara orang yang berdiri buat beribadah (di waktu malam) dengan orang yang tidak demikian? ! ” (amati zaadul masiir, ibnul jauzi, 7/166). jawabannya, tentu aja tidak sama.
nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ شَهْرِ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ وَأَفْضَلُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلَاةُ اللَّيْلِ
“sebaik - baik puasa sehabis puasa ramadhan merupakan puasa pada bulan allah –muharram -. sebaik - baik shalat sehabis shalat harus merupakan shalat malam. ” (hr. muslim nomor. 1163, dari abu hurairah)
nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
عَلَيْكُمْ بِقِيَامِ اللَّيْلِ فَإِنَّهُ دَأْبُ الصَّالِحِيْنَ قَبْلَكُمْ وَهُوَ قُرْبَةٌ إِلَى رَبِّكُمْ وَمُكَفِّرَةٌ لِلسَّيِّئَاتِ وَمَنْهَاةٌ عَنِ الإِثْمِ
“hendaklah kamu melakukan qiyamul lail (shalat malam) karna shalat amalan merupakan kerutinan orang sholih saat sebelum kamu dan juga membikin kamu lebih dekat pada allah. shalat malam mampu menghapuskan kesalahan dan juga dosa. ” (amati (AL) irwa’ nomor. 452. syaikh (AL) albani berkata kalau hadits ini hasan)
mu’adz bin jabal radhiyallahu ‘anhu mengatakan, “shalat hamba di tengah malam hendak menghapuskan dosa. ” kemudian dia membacakan firman allah ta’ala,
تَتَجَافَى جُنُوبُهُمْ عَنِ الْمَضَاجِعِ
“lambung mereka jauh dari tempat tidurnya, …” (hr. imam ahmad dalam (AL) fathur robbani 18/231. bab “تَتَجَافَى جُنُوبُهُمْ عَنِ الْمَضَاجِعِ “)
‘amr bin (AL) ‘ash radhiyallahu ‘anhu mengatakan, “satu raka’at shalat malam itu lebih baik dari 10 rakaat shalat di siang hari. ” (disebutkan oleh ibnu rajab dalam lathoif ma’arif 42 dan juga as safarini dalam ghodzaul albaab 2: 498)
ibnu ‘abbas radhiyallahu ‘anhuma mengatakan, “barangsiapa yang shalat malam sebanyak 2 raka’at hingga dia dikira telah bermalam karna allah ta’ala dengan sujud dan juga berdiri. ” (disebutkan oleh an nawawi dalam at tibyan 95)
terdapat yang mengatakan pada (AL) hasan (AL) bashri , “begitu luar biasa orang yang shalat malam sampai - sampai mukanya terlihat begitu indah dari yang lain. ” (AL) hasan mengatakan, “karena mereka senantiasa bersendirian dengan ar rahman - allah ta’ala -. jadinya allah membagikan di antara cahaya - nya pada mereka. ”
abu sulaiman angkatan darat (AD) darini mengatakan, “orang yang giat shalat malam di waktu malam, mereka hendak merasakan kenikmatan lebih dari orang yang begitu girang dengan intermezo yang mereka nikmati. seandainya bukan karna nikmatnya waktu malam tersebut, saya tidak bahagia hidup lama di dunia. ” (amati (AL) lathoif 47 dan juga ghodzaul albaab 2: 504)
imam ahmad mengatakan, “tidak terdapat shalat yang lebih utama dari shalat 5 waktu (shalat maktubah) tidak hanya shalat malam. ” (amati (AL) mughni 2/135 dan juga hasyiyah ibnu qosim 2/219)
tsabit (AL) banani mengatakan, “saya merasakan kesusahan buat shalat malam sepanjang 20 tahun dan juga aku kesimpulannya menikmatinya 20 tahun sehabis itu. ” (amati lathoif (AL) ma’arif 46). jadi keseluruhan dia menyesuikan shalat malam sepanjang 40 tahun. ini berarti shalat malam itu perlu usaha, kerja keras dan juga kesabaran supaya seorang terbiasa mengerjakannya.
terdapat yang mengatakan pada ibnu mas’ud, “kami bukanlah mampu mengerjakan shalat malam. ” dia lalu menanggapi, “yang membikin kamu susah karna dosa yang kamu perbuat. ” (ghodzaul albaab, 2/504)
lukman mengatakan pada anaknya, “wahai anakku, jangan hingga suara ayam berkokok mengalahkan kamu. suara ayam tersebut sesungguhnya mau menyeru kamu buat bangun di waktu sahur, tetapi sayangnya kamu lebih bahagia terlelap tidur. ” (angkatan laut (AL) jaami’ li ahkamil qur’an 1726)
ketiga: shalat witir
nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
اجْعَلُوا آخِرَ صَلاَتِكُمْ بِاللَّيْلِ وِتْرً
“jadikanlah akhir shalat malam kamu merupakan shalat witir. ” (hr. bukhari nomor. 998 dan juga muslim nomor. 751)
keempat: shalat dhuha
dari abu dzar, nabi shallallahu ‘alihi wa sallam bersabda,
يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلاَمَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ وَنَهْىٌ عَنِ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنَ الضُّحَى
“pada pagi hari diwajibkan untuk segala persendian di antara kamu buat bersedekah. tiap teks tasbih (subhanallah) dapat bagaikan sedekah, tiap teks tahmid (alhamdulillah) dapat bagaikan sedekah, tiap teks tahlil (laa ilaha illallah) dapat bagaikan sedekah, dan juga tiap teks takbir (allahu akbar) pula dapat bagaikan sedekah. begitu pula amar ma’ruf (mengajak kepada ketaatan) dan juga nahi mungkar (melarang dari kemungkaran) merupakan sedekah. ini seluruh dapat dicukupi (ditukar) dengan melakukan shalat dhuha sebanyak 2 raka’at. ” (hr. muslim nomor. 720)
sementara itu persendian yang terdapat pada segala badan kita sebagaimana dikatakan dalam hadits dan juga dibuktikan dalam dunia kesehatan merupakan 360 persendian. ‘aisyah sempat mengatakan sabda nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
إِنَّهُ خُلِقَ كُلُّ إِنْسَانٍ مِنْ بَنِى آدَمَ عَلَى سِتِّينَ وَثَلاَثِمَائَةِ مَفْصِلٍ
“sesungguhnya tiap manusia generasi adam diciptakan dalam kondisi mempunyai 360 persendian. ” (hr. muslim nomor. 1007)
hadits ini jadi fakta senantiasa benarnya sabda nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. tetapi sedekah dengan 360 persendian ini mampu digantikan dengan shalat dhuha sebagaimana disebutkan pula dalam hadits berikut,
أَبِى بُرَيْدَةَ يَقُولُ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - يَقُولُ « فِى الإِنْسَانِ سِتُّونَ وَثَلاَثُمِائَةِ مَفْصِلٍ فَعَلَيْهِ أَنْ يَتَصَدَّقَ عَنْ كُلِّ مَفْصِلٍ مِنْهَا صَدَقَةً ». قَالُوا فَمَنِ الَّذِى يُطِيقُ ذَلِكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ « النُّخَاعَةُ فِى الْمَسْجِدِ تَدْفِنُهَا أَوِ الشَّىْءُ تُنَحِّيهِ عَنِ الطَّرِيقِ فَإِنْ لَمْ تَقْدِرْ فَرَكْعَتَا الضُّحَى تُجْزِئُ عَنْكَ »
“dari buraidah, dia berkata kalau dia sempat mendengar rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “manusia mempunyai 360 persendian. tiap persendian itu mempunyai kewajiban buat bersedekah. ” para teman juga berkata, “lalu siapa yang sanggup bersedekah dengan segala persendiannya, wahai rasulullah? ” nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu berkata, “menanam sisa ludah di masjid ataupun menghilangkan kendala dari jalanan. bila engkau tidak sanggup melaksanakan serupa itu, hingga cukup jalani shalat dhuha 2 raka’at. ” (hr. ahmad, 5: 354. syaikh syu’aib (AL) arnauth berkata kalau hadits ini shahih ligoirohi)
imam nawawi berkata, “hadits dari abu dzar merupakan dalil yang menampilkan keutamaan yang amat besar dari shalat dhuha dan juga menunjukkannya perannya yang mulia. dan juga shalat dhuha dapat cukup dengan 2 raka’at. ” (syarh shahih muslim, 5: 234)
asy syaukani berkata, “hadits abu dzar dan juga hadits buraidah menampilkan keutamaan yang luar biasa dan juga peran yang mulia dari shalat dhuha. perihal ini pula yang menampilkan terus menjadi disyari’atkannya shalat tersebut. 2 raka’at shalat dhuha sudah memadai sedekah dengan 360 persendian. bila benar demikian, sudah sepantasnya shalat ini mampu dikerjakan teratur dan juga terus menerus. ” (nailul author, 3: 77)
kelima: shalat isyroq
shalat isyroq tercantum penggalan dari shalat dhuha yang dikerjakan di dini waktu. waktunya diawali dari matahari setinggi tombak (15 menit sehabis matahari terbit) sehabis sebelumnya berdiam diri di masjid selepas shalat shubuh berjama’ah. dari abu umamah, rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ صَلَّى صَلاةَ الصُّبْحِ فِي مَسْجِدِ جَمَاعَةٍ يَثْبُتُ فِيهِ حَتَّى يُصَلِّيَ سُبْحَةَ الضُّحَى، كَانَ كَأَجْرِ حَاجٍّ، أَوْ مُعْتَمِرٍ تَامًّا حَجَّتُهُ وَعُمْرَتُهُ
“barangsiapa yang mengerjakan shalat shubuh dengan berjama’ah di masjid, kemudian ia senantiasa berdiam di masjid hingga melakukan shalat sunnah dhuha, hingga dia serupa menemukan pahala orang yang berhaji ataupun berumroh secara sempurna. ” (hr. thobroni. syaikh (AL) albani dalam shahih targhib 469 berkata kalau hadits ini shahih ligoirihi/ shahih dilihat dari jalan yang lain)
dari anas bin malik, rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
« مَنْ صَلَّى الْغَدَاةَ فِى جَمَاعَةٍ ثُمَّ قَعَدَ يَذْكُرُ اللَّهَ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ كَانَتْ لَهُ كَأَجْرِ حَجَّةٍ وَعُمْرَةٍ ». قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - « تَامَّةٍ تَامَّةٍ تَامَّةٍ »
“barangsiapa yang melakukan shalat shubuh secara berjama’ah kemudian dia duduk sembari berdzikir pada allah sampai matahari terbit, setelah itu dia melakukan shalat 2 raka’at, hingga dia serupa mendapatkan pahala haji dan juga umroh. ” dia juga bersabda, “pahala yang sempurna, sempurna dan juga sempurna. ” (hr. tirmidzi nomor. 586. syaikh (AL) albani berkata kalau hadits ini hasan)
( sumber: rumaysho. com )
kesatu: shalat sunnah rawatib
menimpa keutamaan shalat sunnah rawatib diterangkan dalam hadits berikut ini. ummu habibah mengatakan kalau dia mendengar rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ صَلَّى اثْنَتَىْ عَشْرَةَ رَكْعَةً فِى يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ بُنِىَ لَهُ بِهِنَّ بَيْتٌ فِى الْجَنَّةِ
“barangsiapa yang mengerjakan shalat 12 raka’at (sunnah rawatib) satu hari tadi malam, hendak dibangunkan menurutnya rumah di surga. ” (hr. muslim nomor. 728)
dalam riwayat at tirmidzi sama dari ummu habibah, dia mengatakan kalau rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ صَلَّى فِى يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ ثِنْتَىْ عَشْرَةَ رَكْعَةً بُنِىَ لَهُ بَيْتٌ فِى الْجَنَّةِ أَرْبَعًا قَبْلَ الظُّهْرِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَهَا وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْمَغْرِبِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْعِشَاءِ وَرَكْعَتَيْنِ قَبْلَ صَلاَةِ الْفَجْرِ
“barangsiapa satu hari tadi malam mengerjakan shalat 12 raka’at (sunnah rawatib) , hendak dibangunkan menurutnya rumah di surga, ialah: 4 raka’at saat sebelum zhuhur, 2 raka’at sehabis zhuhur, 2 raka’at sehabis maghrib, 2 raka’at sehabis ‘isya dan juga 2 raka’at saat sebelum shubuh. ” (hr. tirmidzi nomor. 415 dan juga an nasai nomor. 1794, kata syaikh (AL) albani hadits ini shahih).
yang lebih utama dari shalat rawatib merupakan shalat sunnah fajar (shalat sunnah qobliyah shubuh). ‘aisyah mengatakan kalau rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
رَكْعَتَا الْفَجْرِ خَيْرٌ مِنْ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا
“dua rakaat sunnah fajar (subuh) lebih baik dari dunia dan juga seisinya. ” (hr. muslim nomor. 725)
pula dalam hadits ‘aisyah yang yang lain, dia mengatakan,
لَمْ يَكُنْ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى شَيْءٍ مِنْ النَّوَافِلِ أَشَدَّ مِنْهُ تَعَاهُدًا عَلَى رَكْعَتَيْ الْفَجْرِأخرجه الشيخان
“nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak melaksanakan satu juga shalat sunnah yang kontinuitasnya (kesinambungannya) melebihi 2 rakaat (shalat rawatib) shubuh. ” (hr. bukhari nomor. 1169 dan juga muslim nomor. 724)
kedua: shalat tahajud (shalat malam)
allah ta’ala berfirman,
أَمْ مَنْ هُوَ قَانِتٌ آَنَاءَ اللَّيْلِ سَاجِدًا وَقَائِمًا يَحْذَرُ الْآَخِرَةَ وَيَرْجُو رَحْمَةَ رَبِّهِ قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُولُو الْأَلْبَابِ
“ (apakah kalian hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadat di waktu - waktu malam dengan sujud dan juga berdiri, lagi dia cemas kepada (azab) akhirat dan juga mengharapkan rahmat tuhannya? katakanlah: “adakah sama orang - orang yang mengenali dengan orang - orang yang tidak mengenali? ” sebetulnya orang yang berakallah yang mampu menerima pelajaran. ” (qs. az zumar: 9). yang diartikan qunut dalam ayat ini bukan cuma berdiri, tetapi pula diiringi dengan khusu’ (amati tafsir (AL) qur’an (AL) ‘azhim, 12: 115). salah satu iktikad ayat ini, “apakah sama antara orang yang berdiri buat beribadah (di waktu malam) dengan orang yang tidak demikian? ! ” (amati zaadul masiir, ibnul jauzi, 7/166). jawabannya, tentu aja tidak sama.
nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ شَهْرِ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ وَأَفْضَلُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلَاةُ اللَّيْلِ
“sebaik - baik puasa sehabis puasa ramadhan merupakan puasa pada bulan allah –muharram -. sebaik - baik shalat sehabis shalat harus merupakan shalat malam. ” (hr. muslim nomor. 1163, dari abu hurairah)
nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
عَلَيْكُمْ بِقِيَامِ اللَّيْلِ فَإِنَّهُ دَأْبُ الصَّالِحِيْنَ قَبْلَكُمْ وَهُوَ قُرْبَةٌ إِلَى رَبِّكُمْ وَمُكَفِّرَةٌ لِلسَّيِّئَاتِ وَمَنْهَاةٌ عَنِ الإِثْمِ
“hendaklah kamu melakukan qiyamul lail (shalat malam) karna shalat amalan merupakan kerutinan orang sholih saat sebelum kamu dan juga membikin kamu lebih dekat pada allah. shalat malam mampu menghapuskan kesalahan dan juga dosa. ” (amati (AL) irwa’ nomor. 452. syaikh (AL) albani berkata kalau hadits ini hasan)
mu’adz bin jabal radhiyallahu ‘anhu mengatakan, “shalat hamba di tengah malam hendak menghapuskan dosa. ” kemudian dia membacakan firman allah ta’ala,
تَتَجَافَى جُنُوبُهُمْ عَنِ الْمَضَاجِعِ
“lambung mereka jauh dari tempat tidurnya, …” (hr. imam ahmad dalam (AL) fathur robbani 18/231. bab “تَتَجَافَى جُنُوبُهُمْ عَنِ الْمَضَاجِعِ “)
‘amr bin (AL) ‘ash radhiyallahu ‘anhu mengatakan, “satu raka’at shalat malam itu lebih baik dari 10 rakaat shalat di siang hari. ” (disebutkan oleh ibnu rajab dalam lathoif ma’arif 42 dan juga as safarini dalam ghodzaul albaab 2: 498)
ibnu ‘abbas radhiyallahu ‘anhuma mengatakan, “barangsiapa yang shalat malam sebanyak 2 raka’at hingga dia dikira telah bermalam karna allah ta’ala dengan sujud dan juga berdiri. ” (disebutkan oleh an nawawi dalam at tibyan 95)
terdapat yang mengatakan pada (AL) hasan (AL) bashri , “begitu luar biasa orang yang shalat malam sampai - sampai mukanya terlihat begitu indah dari yang lain. ” (AL) hasan mengatakan, “karena mereka senantiasa bersendirian dengan ar rahman - allah ta’ala -. jadinya allah membagikan di antara cahaya - nya pada mereka. ”
abu sulaiman angkatan darat (AD) darini mengatakan, “orang yang giat shalat malam di waktu malam, mereka hendak merasakan kenikmatan lebih dari orang yang begitu girang dengan intermezo yang mereka nikmati. seandainya bukan karna nikmatnya waktu malam tersebut, saya tidak bahagia hidup lama di dunia. ” (amati (AL) lathoif 47 dan juga ghodzaul albaab 2: 504)
imam ahmad mengatakan, “tidak terdapat shalat yang lebih utama dari shalat 5 waktu (shalat maktubah) tidak hanya shalat malam. ” (amati (AL) mughni 2/135 dan juga hasyiyah ibnu qosim 2/219)
tsabit (AL) banani mengatakan, “saya merasakan kesusahan buat shalat malam sepanjang 20 tahun dan juga aku kesimpulannya menikmatinya 20 tahun sehabis itu. ” (amati lathoif (AL) ma’arif 46). jadi keseluruhan dia menyesuikan shalat malam sepanjang 40 tahun. ini berarti shalat malam itu perlu usaha, kerja keras dan juga kesabaran supaya seorang terbiasa mengerjakannya.
terdapat yang mengatakan pada ibnu mas’ud, “kami bukanlah mampu mengerjakan shalat malam. ” dia lalu menanggapi, “yang membikin kamu susah karna dosa yang kamu perbuat. ” (ghodzaul albaab, 2/504)
lukman mengatakan pada anaknya, “wahai anakku, jangan hingga suara ayam berkokok mengalahkan kamu. suara ayam tersebut sesungguhnya mau menyeru kamu buat bangun di waktu sahur, tetapi sayangnya kamu lebih bahagia terlelap tidur. ” (angkatan laut (AL) jaami’ li ahkamil qur’an 1726)
ketiga: shalat witir
nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
اجْعَلُوا آخِرَ صَلاَتِكُمْ بِاللَّيْلِ وِتْرً
“jadikanlah akhir shalat malam kamu merupakan shalat witir. ” (hr. bukhari nomor. 998 dan juga muslim nomor. 751)
keempat: shalat dhuha
dari abu dzar, nabi shallallahu ‘alihi wa sallam bersabda,
يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلاَمَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ وَنَهْىٌ عَنِ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنَ الضُّحَى
“pada pagi hari diwajibkan untuk segala persendian di antara kamu buat bersedekah. tiap teks tasbih (subhanallah) dapat bagaikan sedekah, tiap teks tahmid (alhamdulillah) dapat bagaikan sedekah, tiap teks tahlil (laa ilaha illallah) dapat bagaikan sedekah, dan juga tiap teks takbir (allahu akbar) pula dapat bagaikan sedekah. begitu pula amar ma’ruf (mengajak kepada ketaatan) dan juga nahi mungkar (melarang dari kemungkaran) merupakan sedekah. ini seluruh dapat dicukupi (ditukar) dengan melakukan shalat dhuha sebanyak 2 raka’at. ” (hr. muslim nomor. 720)
sementara itu persendian yang terdapat pada segala badan kita sebagaimana dikatakan dalam hadits dan juga dibuktikan dalam dunia kesehatan merupakan 360 persendian. ‘aisyah sempat mengatakan sabda nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
إِنَّهُ خُلِقَ كُلُّ إِنْسَانٍ مِنْ بَنِى آدَمَ عَلَى سِتِّينَ وَثَلاَثِمَائَةِ مَفْصِلٍ
“sesungguhnya tiap manusia generasi adam diciptakan dalam kondisi mempunyai 360 persendian. ” (hr. muslim nomor. 1007)
hadits ini jadi fakta senantiasa benarnya sabda nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. tetapi sedekah dengan 360 persendian ini mampu digantikan dengan shalat dhuha sebagaimana disebutkan pula dalam hadits berikut,
أَبِى بُرَيْدَةَ يَقُولُ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - يَقُولُ « فِى الإِنْسَانِ سِتُّونَ وَثَلاَثُمِائَةِ مَفْصِلٍ فَعَلَيْهِ أَنْ يَتَصَدَّقَ عَنْ كُلِّ مَفْصِلٍ مِنْهَا صَدَقَةً ». قَالُوا فَمَنِ الَّذِى يُطِيقُ ذَلِكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ « النُّخَاعَةُ فِى الْمَسْجِدِ تَدْفِنُهَا أَوِ الشَّىْءُ تُنَحِّيهِ عَنِ الطَّرِيقِ فَإِنْ لَمْ تَقْدِرْ فَرَكْعَتَا الضُّحَى تُجْزِئُ عَنْكَ »
“dari buraidah, dia berkata kalau dia sempat mendengar rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “manusia mempunyai 360 persendian. tiap persendian itu mempunyai kewajiban buat bersedekah. ” para teman juga berkata, “lalu siapa yang sanggup bersedekah dengan segala persendiannya, wahai rasulullah? ” nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu berkata, “menanam sisa ludah di masjid ataupun menghilangkan kendala dari jalanan. bila engkau tidak sanggup melaksanakan serupa itu, hingga cukup jalani shalat dhuha 2 raka’at. ” (hr. ahmad, 5: 354. syaikh syu’aib (AL) arnauth berkata kalau hadits ini shahih ligoirohi)
imam nawawi berkata, “hadits dari abu dzar merupakan dalil yang menampilkan keutamaan yang amat besar dari shalat dhuha dan juga menunjukkannya perannya yang mulia. dan juga shalat dhuha dapat cukup dengan 2 raka’at. ” (syarh shahih muslim, 5: 234)
asy syaukani berkata, “hadits abu dzar dan juga hadits buraidah menampilkan keutamaan yang luar biasa dan juga peran yang mulia dari shalat dhuha. perihal ini pula yang menampilkan terus menjadi disyari’atkannya shalat tersebut. 2 raka’at shalat dhuha sudah memadai sedekah dengan 360 persendian. bila benar demikian, sudah sepantasnya shalat ini mampu dikerjakan teratur dan juga terus menerus. ” (nailul author, 3: 77)
kelima: shalat isyroq
shalat isyroq tercantum penggalan dari shalat dhuha yang dikerjakan di dini waktu. waktunya diawali dari matahari setinggi tombak (15 menit sehabis matahari terbit) sehabis sebelumnya berdiam diri di masjid selepas shalat shubuh berjama’ah. dari abu umamah, rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ صَلَّى صَلاةَ الصُّبْحِ فِي مَسْجِدِ جَمَاعَةٍ يَثْبُتُ فِيهِ حَتَّى يُصَلِّيَ سُبْحَةَ الضُّحَى، كَانَ كَأَجْرِ حَاجٍّ، أَوْ مُعْتَمِرٍ تَامًّا حَجَّتُهُ وَعُمْرَتُهُ
“barangsiapa yang mengerjakan shalat shubuh dengan berjama’ah di masjid, kemudian ia senantiasa berdiam di masjid hingga melakukan shalat sunnah dhuha, hingga dia serupa menemukan pahala orang yang berhaji ataupun berumroh secara sempurna. ” (hr. thobroni. syaikh (AL) albani dalam shahih targhib 469 berkata kalau hadits ini shahih ligoirihi/ shahih dilihat dari jalan yang lain)
dari anas bin malik, rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
« مَنْ صَلَّى الْغَدَاةَ فِى جَمَاعَةٍ ثُمَّ قَعَدَ يَذْكُرُ اللَّهَ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ كَانَتْ لَهُ كَأَجْرِ حَجَّةٍ وَعُمْرَةٍ ». قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - « تَامَّةٍ تَامَّةٍ تَامَّةٍ »
“barangsiapa yang melakukan shalat shubuh secara berjama’ah kemudian dia duduk sembari berdzikir pada allah sampai matahari terbit, setelah itu dia melakukan shalat 2 raka’at, hingga dia serupa mendapatkan pahala haji dan juga umroh. ” dia juga bersabda, “pahala yang sempurna, sempurna dan juga sempurna. ” (hr. tirmidzi nomor. 586. syaikh (AL) albani berkata kalau hadits ini hasan)
( sumber: rumaysho. com )