Teman, kala seseorang kawan yang berubah lawan tipe memuji kamu, “foto kamu berubah sekali, sangat - sangat menawan. makin anggun dan juga elok. ” sanjung seseorang kawan.
“pujianmu kelewatan, ah. ” jawab seseorang perempuan sebut aja namanya mawar.
“tapi benar lho, suami kamu tentu amat beruntung menemukan istri secantik kamu. ”
“ah, ga harus gombal dehhh! ” balas sang mawar dengan emotikon smile.
lelet laun chat per chat penuhi ponsel pintar ataupun sering diucap smartphone. pujian - pujian, tanya laporan, sampai atensi sekecil whatever tertuang.
“lagi apa? ” tanya sang laki - laki, anggaplah bernama ‘garong’. mahmud alias mamah muda yang saya samarkan dengan nama ‘mawar’ tadi menanggapi.
“lagi santai - santai, ingin istirahat tidur. ” jawabnya.
“gak yakin, mana sketsanya? ” bius sang garong. entah karna mahluk tuhan bernama syaithon turut nimbrung, kesimpulannya sang mawar mengirim photo tanpa memakai hijab. menawan, tergerai rambutnya tiada tali penguncir. panjang dan juga menjuntai lurus.
“jangan diledek ya, aku ga pake make - up, kurang baik. ” balas mawar.
dari chat terjawab “subhanalloh… begitu menawan. ”
dan juga mulailah chat yang cuma dikenal garong, mawar, syaithon, dan juga khaliq.
na’udzubillah… perihal serupa itu terdapat? banyakkk! !
ini cuma tulisan pendek yang siap kalo dikira sok ceramah, tetapi sempat satu kala memandang dengan mata kepala seorang diri cuma dapat mengelus da - da.
kerasa penasaran cuma kepuasan sesaat berefek penyesalan. melukai mereka - mereka yang terkasih. ibu, lihatlah mata anakmu dengan binarnya yang indah.
anak yang tertuai dari percampuran cinta kasih dengan si suami. alangkah mahalnya harga binar mata itu bila wajib bersedih mengenali bundanya demikian murah pada pria garong.
secantik whatever seseorang ibu, seelegan whatever raga mempesonamu, hendak amat ‘jijik’ bila bukan suami yang menikmati molek badanmu.
ibu, peluk eratlah buah hatimu ibu, genggam tatapan indah dari binar mata sang kecil, supaya pada bundanya tidak mencuat benih - benih kecewa.
peruntukan adammu salah satunya raja, tanpa menyembunyikan mahkota raja itu pada garong di situ. dan juga ingatlah senantiasa, kalau masing - masing jengkal langkah, terdapat raqib atid yang bawa novel catatannya bagaikan olahan kabar pada si kaliq di yaumul hisab (hari timbangan) nanti.
mudah - mudahan yang pendek ini mampu berguna dan juga bagaikan pengingat kita seluruh.
( sumber: bagikandakwah. blogspot. co. id )
“pujianmu kelewatan, ah. ” jawab seseorang perempuan sebut aja namanya mawar.
“tapi benar lho, suami kamu tentu amat beruntung menemukan istri secantik kamu. ”
“ah, ga harus gombal dehhh! ” balas sang mawar dengan emotikon smile.
lelet laun chat per chat penuhi ponsel pintar ataupun sering diucap smartphone. pujian - pujian, tanya laporan, sampai atensi sekecil whatever tertuang.
“lagi apa? ” tanya sang laki - laki, anggaplah bernama ‘garong’. mahmud alias mamah muda yang saya samarkan dengan nama ‘mawar’ tadi menanggapi.
“lagi santai - santai, ingin istirahat tidur. ” jawabnya.
“gak yakin, mana sketsanya? ” bius sang garong. entah karna mahluk tuhan bernama syaithon turut nimbrung, kesimpulannya sang mawar mengirim photo tanpa memakai hijab. menawan, tergerai rambutnya tiada tali penguncir. panjang dan juga menjuntai lurus.
“jangan diledek ya, aku ga pake make - up, kurang baik. ” balas mawar.
dari chat terjawab “subhanalloh… begitu menawan. ”
dan juga mulailah chat yang cuma dikenal garong, mawar, syaithon, dan juga khaliq.
na’udzubillah… perihal serupa itu terdapat? banyakkk! !
ini cuma tulisan pendek yang siap kalo dikira sok ceramah, tetapi sempat satu kala memandang dengan mata kepala seorang diri cuma dapat mengelus da - da.
kerasa penasaran cuma kepuasan sesaat berefek penyesalan. melukai mereka - mereka yang terkasih. ibu, lihatlah mata anakmu dengan binarnya yang indah.
anak yang tertuai dari percampuran cinta kasih dengan si suami. alangkah mahalnya harga binar mata itu bila wajib bersedih mengenali bundanya demikian murah pada pria garong.
secantik whatever seseorang ibu, seelegan whatever raga mempesonamu, hendak amat ‘jijik’ bila bukan suami yang menikmati molek badanmu.
ibu, peluk eratlah buah hatimu ibu, genggam tatapan indah dari binar mata sang kecil, supaya pada bundanya tidak mencuat benih - benih kecewa.
peruntukan adammu salah satunya raja, tanpa menyembunyikan mahkota raja itu pada garong di situ. dan juga ingatlah senantiasa, kalau masing - masing jengkal langkah, terdapat raqib atid yang bawa novel catatannya bagaikan olahan kabar pada si kaliq di yaumul hisab (hari timbangan) nanti.
mudah - mudahan yang pendek ini mampu berguna dan juga bagaikan pengingat kita seluruh.
( sumber: bagikandakwah. blogspot. co. id )