Persoalan:
gimana bila aku membayar zakat fitrah dengan duit, bukan dengan santapan pokok? apakah perihal ini diperbolehkan dalam islam? jazakallahu khairan.
jawaban:
permasalahan ini tercantum kajian yang banyak jadi tema ulasan di sebagian golongan dan juga kelompok yang mempunyai antusias dalam dunia islam. tidak heran, bila setelah itu ulasan ini meninggalkan perbandingan komentar.
sebagian melarang pembayaran zakat fitrah dengan duit secara absolut, sebagian memperbolehkan zakat fitrah dengan duit namun dengan bersyarat, dan juga sebagian lain memperbolehkan zakat fitrah dengan duit tanpa ketentuan.
yang jadi permasalahan merupakan perilaku yang dicoba orang awam. lazimnya, pemilihan komentar yang amat kokoh bagi mereka, lebih banyak didasari logika simpel dan juga jauh dari ketundukan terhadap dalil.
jauhnya seorang dari ilmu agama menimbulkan pribadinya begitu gampang mengambil keputusan dalam peribadahan yang mereka jalani. seringnya, orang terjerumus ke dalam qiyas (analogi) , sementara itu sudah terdapat dalil yang tegas.
penjelasan ini tidaklah dalam rangka menghakimi dan juga berikan kata putus buat perselisihan komentar tersebut. tetapi, pembahasan ini tidak lebih dari sebatas wujud upaya buat mewujudkan penjagaan terhadap sunah nabi dan juga dalam rangka mempraktikkan firman allah,
…فَإِن تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِن كُنتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ …
“… bila kamu berselisih komentar dalam permasalahan apa juga hingga kembalikanlah kepada allah dan juga rasul, bila kamu merupakan orang yang beriman kepada allah dan juga hari akhir. . . ” (qs. an - nisa’: 59)
allah menegaskan kalau siapa aja yang mengaku beriman kepada allah dan juga hari kiamat, hingga tiap terdapat permasalahan, ia harus mengembalikan kasus tersebut kepada alquran dan juga as - sunnah. siapa aja yang tidak berlagak demikian, berarti terdapat permasalahan terhadap imannya kepada allah dan juga hari akhir.
pada uraian ini, terlebih dulu hendak disebutkan perselisihan komentar ulama, setelah itu di - tarjih (dipilihnya komentar yang lebih kokoh). pada peluang ini, penulis hendak lebih banyak mengambil faidah dari risalah ahkam zakat fitri, karya nida’ abu ahmad.
perselisihan ulama tentang zakat fitrah dengan uang
ada 2 komentar ulama dalam permasalahan ini (zakat fitrah dengan duit). komentar kesatu, memperbolehkan pembayaran zakat fitri (zakat fitrah) memakai mata duit.
komentar kedua, melarang pembayaran zakat fitri memakai mata duit. permasalahannya berulang kepada status zakat fitri. apakah status zakat fitri (zakat fitrah) itu sebagaimana zakat harta ataukah statusnya bagaikan zakat tubuh?
bila statusnya sebagaimana zakat harta hingga prosedur pembayarannya sebagaimana zakat harta perdagangan. pembayaran zakat perdagangan tidak memakai barang yang diperdagangkan, tetapi memakai duit yang senilai dengan zakat yang dibayarkan.
sebagaimana pula zakat emas dan juga perak, pembayarannya tidak wajib memakai emas ataupun perak, tetapi boleh memakai mata duit yang senilai.
kebalikannya, bila status zakat fitri (zakat fitrah) ini sebagaimana zakat tubuh hingga prosedur pembayarannya menjajaki prosedur pembayaran kafarah buat seluruh tipe pelanggaran.
pemicu terdapatnya kafarah ini merupakan terdapatnya pelanggaran yang dicoba oleh tubuh, bukan kewajiban karna harta. pembayaran kafarah wajib memakai suatu yang telah diresmikan, dan juga tidak boleh memakai tidak hanya yang diresmikan.
bila seorang membayar kafarah dengan tidak hanya syarat yang diresmikan hingga kewajibannya buat membayar kafarah belum gugur dan juga wajib diulangi.
semisal, seorang melaksanakan pelanggaran berbentuk ikatan suami - istri di siang hari bulan ramadan, tanpa sebab yang dibenarkan. kafarah buat pelanggaran ini merupakan melepaskan budak, ataupun puasa 2 bulan berturut - turut, ataupun berikan makan 60 orang fakir miskin, dengan urutan sebagaimana yang disebutkan.
seorang tidak boleh membayar kafarah dengan menyedekahkan duit dengan harga budak, bila ia tidak menciptakan budak.
demikian pula, ia tidak boleh berpuasa 3 bulan tetapi putus - putus (tidak berturut - turut). pula, tidak boleh berikan duit rp. 5. 000 kepada 60 fakir miskin. kenapa demikian? karna kafarah wajib dibayarkan persis sebagaimana yang diresmikan.
dimanakah posisi zakat fitri (zakat fitrah) ?
sebagaimana yang dipaparkan syekhul islam ibnu taimiyah, komentar yang lebih pas dalam permasalahan ini merupakan bahwasanya zakat fitri (zakat fitrah) itu menjajaki prosedur kafarah karna zakat fitri (zakat fitrah) merupakan zakat tubuh, bukan zakat harta.
diantara dalil yang menampilkan kalau zakat fitri merupakan zakat tubuh –bukan zakat harta– merupakan statment ibnu abbas dan juga ibnu umar radhiallahu ‘anhuma tentang zakat fitri.
ibnu umar radhiallahu ‘anhu berkata, “rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengharuskan zakat fitri, … untuk kalangan muslimin, budak ataupun orang merdeka, pria ataupun perempuan, anak kecil ataupun orang berusia …” (hr. al - bukhari dan juga muslim)
ibnu abbas radhiallahu ‘anhu berkata, “rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengharuskan zakat fitri (zakat fitrah) , bagaikan penyuci orang yang berpuasa dari perbuatan yang menggugurkan pahala puasa dan juga perbuatan ataupun perkataan jorok …” (hr. abu daud; dinilai hasan oleh syekh al - albani)
2 riwayat ini menampilkan bahwasanya zakat fitri berstatus bagaikan zakat tubuh, bukan zakat harta. berikut ini merupakan sebagian dalihnya:
terdapatnya kewajiban zakat untuk kanak - kanak, budak, dan juga perempuan. sementara itu, mereka merupakan orang - orang yang lazimnya tidak mempunyai harta. paling utama budak; segala jasad dan juga hartanya merupakan kepunyaan tuannya. bila zakat fitri menggambarkan kewajiban karna harta hingga tidak bisa jadi orang yang sama sekali tidak mempunyai harta diharuskan buat dikeluarkan zakatnya.
salah satu guna zakat merupakan penyuci orang yang berpuasa dari perbuatan yang menggugurkan pahala puasa dan perbuatan ataupun perkataan jorok. guna ini menampilkan kalau zakat fitri berstatus sebagaimana kafarah buat ketiadaan puasa seorang.
apa konsekuensi hukum bila zakat fitri (zakat fitrah) berstatus sebagaimana kafarah?
terdapat 2 konsekuensi hukum kala status zakat fitri itu sebagaimana kafarah:
wajib dibayarkan dengan suatu yang telah diresmikan ialah olahan santapan.
wajib dikasih kepada orang yang memerlukan buat menutupi hajat hidup mereka, ialah fakir miskin. dengan demikian, zakat fitri tidak boleh dikasih kepada amil, mualaf, budak, masjid, dan juga kalangan yang lain. (amati majmu’ fatawa syaikhul islam, 25: 73)
bagaikan ekstra wacana, berikut ini kami sebutkan perselisihan ulama dalam permasalahan ini.
komentar yang membolehkan pembayaran zakat fitri dengan uang
ulama yang berkomentar demikian merupakan umar bin abdul aziz, al - hasan al - bashri, atha’, ats - tsauri, dan juga abu hanifah.
diriwayatkan dari al - hasan al - bashri, kalau dia berkata, “tidak kenapa membagikan zakat fitri dengan dirham. ”
diriwayatkan dari abu ishaq; dia berkata, “aku menjumpai mereka (al - hasan dan juga umar bin abdul aziz) sedangkan mereka lagi menunaikan zakat ramadan (zakat fitri) dengan sebagian dirham yang senilai olahan santapan. ”
diriwayatkan dari atha’ bin abi rabah, kalau dia menunaikan zakat fitri dengan waraq (dirham dari perak).
komentar yang melarang pembayaran zakat fitri (zakat fitrah) dengan uang
komentar ini menggambarkan komentar yang diseleksi oleh kebanyakan ulama. mereka mengharuskan pembayaran zakat fitri memakai olahan santapan dan juga melarang membayar zakat dengan mata duit.
diantara ulama yang berpegang pada komentar ini merupakan imam malik, imam asy - syafi’i, dan juga imam ahmad. terlebih lagi, imam malik dan juga imam ahmad secara tegas menyangka tidak legal bila membayar zakat fitri mengunakan mata duit. berikut ini nukilan perkataan mereka.
perkataan imam malik
imam malik berkata, “tidak legal bila seorang membayar zakat fitri dengan mata duit apa juga. tidak demikian yang diperintahkan nabi. ” (al - mudawwanah syahnun)
imam malik pula berkata, “wajib menunaikan zakat fitri senilai satu sha’ olahan santapan yang universal di negara tersebut pada tahun itu (tahun pembayaran zakat fitri). ” (ad - din al - khash)
perkataan imam asy - syafi’i
imam asy - syafi’i berkata, “penunaian zakat fitri harus dalam wujud satu sha’ dari lazimnya olahan santapan di negara tersebut pada tahun tersebut. ” (ad - din al - khash)
perkataan imam ahmad
al - khiraqi berkata, “siapa aja yang menunaikan zakat memakai mata duit hingga zakatnya tidak legal. ” (al - mughni, ibnu qudamah)
abu daud berkata, “imam ahmad ditanya tentang pembayaran zakat mengunakan dirham. dia menanggapi, “aku takut zakatnya tidak diterima karna menyelisihi sunah rasulullah. ” (masail abdullah bin imam ahmad; dinukil dalam al - mughni, 2: 671)
dari abu thalib, bahwasanya imam ahmad kepadaku, “tidak boleh membagikan zakat fitri dengan nilai mata duit. ”
setelah itu terdapat orang yang berpendapat kepada imam ahmad, “ada sebagian orang yang berkata kalau umar bin abdul aziz membayar zakat memakai mata duit. ”
imam ahmad marah dengan berkata, “mereka meninggalkan hadis nabi dan juga berkomentar dengan perkataan fulan. sementara itu abdullah bin umar berkata, ‘rasulullah mengharuskan zakat fitri satu sha’ kurma ataupun satu sha’ gandum. ’ allah pula berfirman,
‘taatlah kepada allah dan juga taatlah kepada rasul. ’ terdapat sebagian orang yang menolak sunah dan juga berkata, ‘fulan ini mengatakan demikian, fulan itu mengatakan demikian. ” (al - mughni, ibnu qudamah, 2: 671)
zahir mazhab imam ahmad, dia berkomentar kalau pembayaran zakat fitri dengan nilai mata duit itu tidak legal.
sebagian perkataan ulama lain:
syekhul islam ibnu taimiyah berkata, “allah mengharuskan pembayaran zakat fitri dengan olahan santapan sebagaimana allah mengharuskan pembayaran kafarah dengan olahan santapan. ” (majmu’ fatawa)
taqiyuddin al - husaini asy - syafi’i, penulis kitab kifayatul akhyar (kitab fikih mazhab syafi’i) berkata, “syarat legal pembayaran zakat fitri wajib berbentuk biji (olahan santapan) ; tidak legal memakai mata duit, tanpa terdapat perselisihan dalam permasalahan ini. ” (kifayatul akhyar, 1: 195)
an - nawawi berkata, “ishaq dan juga abu tsaur berkomentar kalau tidak boleh membayar zakat fitri memakai duit kecuali dalam kondisi darurat. ” (al - majmu’)
an - nawawi berkata, “tidak legal membayar zakat fitri dengan mata duit bagi mazhab kami. komentar ini pula yang diseleksi oleh malik, ahmad, dan juga ibnul mundzir. ” (al - majmu’)
asy - syairazi asy - syafi’i berkata, “tidak boleh memakai nilai mata duit buat zakat karna kebenaran merupakan kepunyaan allah. allah telah mengkaitkan zakat sebagaimana yang ia tegaskan (dalam firman - nya) , hingga tidak boleh mengubah perihal itu dengan selebihnya. sebagaimana berkurban, kala allah kaitkan perihal ini dengan fauna ternak, hingga tidak boleh mengubahnya dengan tidak hanya fauna ternak. ” (al - majmu’)
ibnu hazm berkata, “tidak boleh memakai duit yang senilai (dengan zakat) sama sekali. pula, tidak boleh keluarkan satu sha’ kombinasi dari sebagian olahan santapan, sebagian gandum dan juga sebagian kurma. tidak legal membayar dengan nilai mata duit sama sekali karna seluruh itu tidak diharuskan (dianjurkan) rasulullah. ” (al - muhalla bi al - atsar, 3: 860)
asy - syaukani berkomentar kalau tidak boleh memakai mata duit kecuali bila tidak membolehkan membayar zakat dengan olahan santapan. ” (as - sailul jarar, 2: 86)
di antara ulama abad ini yang mengharuskan membayar dengan olahan santapan merupakan syekh ibnu baz, syekh ibnu al - utsaimin, syekh abu bakr al - jazairi, dan juga yang lain.
mereka berkata kalau zakat fitri tidak boleh dibayarkan dengan tidak hanya santapan dan juga tidak boleh mengubahnya dengan mata duit, kecuali dalam kondisi darurat, karna tidak ada riwayat kalau nabi mengubah olahan santapan dengan mata duit.
terlebih lagi tidak dinukil dari seseorang juga teman kalau mereka membayar zakat fitri dengan mata duit. (minhajul muslim, hlm. 251)
dalil - dalil tiap - tiap pihak
dalil ulama yang membolehkan pembayaran zakat fitri dengan duit:
dalil riwayat yang di informasikan merupakan komentar umar bin abdul aziz dan juga al - hasan al - bashri. sebagian ulama menegaskan kalau mereka tidak mempunyai dalil nash (alquran, al - hadits, ataupun perkataan teman) dalam permasalahan ini.
istihsan (menyangka lebih baik). mereka menyangka mata duit itu lebih baik dan juga lebih berguna buat orang miskin daripada olahan santapan.
dalil dan juga sebab ulama yang melarang pembayaran zakat dengan mata duit:
kesatu, riwayat - riwayat yang menegaskan kalau zakat fitri wajib dengan olahan santapan.
dari abdullah bin umar radhiallahu ‘anhu; dia berkata, “rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengharuskan zakat fitri, berbentuk satu sha’ kurma kering ataupun gandum kering …. ” (hr. al - bukhari dan juga muslim)
“rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengharuskan zakat fitri, … bagaikan santapan untuk orang miskin. …” (h. r. abu daud; dinilai hasan oleh syekh al - albani)
dari abu said al - khudri radhiallahu ‘anhu; dia berkata, “dahulu, kami menunaikan zakat fitri dengan satu sha’ olahan santapan, satu sha’ gandum, satu sha’ kurma, satu sha’ keju, ataupun satu sha’ anggur kering. ” (h. r. al - bukhari dan juga muslim)
abu sa’id al - khudri radhiallahu ‘anhu berkata, “dahulu, di era nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, kami menunaikan zakat fitri dengan satu sha’ olahan santapan. ” setelah itu abu sa’id berkata, “dan santapan kami dahulu merupakan gandum, anggur kering (zabib) , keju (aqith) , dan juga kurma. ” (h. r. al - bukhari, nomor. 1439)
abu hurairah radhiallahu ‘anhu berkata, “rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menugaskanku buat melindungi zakat ramadan (zakat fitri). setelah itu datanglah seorang mencuri santapan, kemudian saya sukses menangkapnya …. ” (hr. al - bukhari, nomor. 2311)
kedua, sebab para ulama yang melarang pembayaran zakat fitri dengan mata duit.
1. zakat fitri merupakan ibadah yang telah diresmikan ketentuannya, tercantum yang telah diresmikan dalam permasalahan zakat fitri merupakan tipe, takaran, waktu penerapan, dan juga tata trik penerapan.
seorang tidak boleh keluarkan zakat fitri tidak hanya tipe yang telah diresmikan, sebagaimana tidak legal membayar zakat di luar waktu yang diresmikan.
imam al - haramain al - juwaini asy - syafi’i berkata, “bagi mazhab kami, sandaran yang dimengerti berbarengan dalam permasalahan dalil, kalau zakat tercantum wujud ibadah kepada allah. penerapan seluruh masalah yang menggambarkan wujud ibadah itu menjajaki perintah allah. ”
setelah itu dia membikin permisalan, “andaikan terdapat orang yang berkata kepada utusannya (wakilnya) , ‘beli baju! ’ sedangkan utusan ini ketahui kalau tujuan majikannya merupakan berdagang, setelah itu utusan ini memandang terdapat benda yang lebih khasiat untuk majikannya (daripada baju) , hingga si utusan ini tidak berhak menyelisihi perintah majikannya. walaupun ia memandang perihal itu lebih berguna daripada perintah majikannya. (bila dalam permasalahan semacam ini aja harus ditunaikan sebagaimana amanah yang dikasih, pent. ) hingga masalah yang allah wajibkan lewat perintah - nya tentu lebih layak buat diiringi. ”
harta yang terdapat di tangan kita seluruhnya merupakan harta allah. posisi manusia cumalah sebagaimana wakil. sedangkan, wakil tidak berhak buat berperan di luar batas yang diperintahkan.
bila allah memerintahkan kita buat membagikan santapan kepada fakir miskin, tetapi kita selaku wakil malah membagikan tidak hanya santapan, hingga perilaku ini tercantum wujud pelanggaran yang layak buat memperoleh hukuman.
dalam permasalahan ibadah, tercantum zakat, selayaknya kita kembalikan seluruhnya kepada ketentuan allah. jangan sekali - kali mengaitkan campur tangan ide dalam permasalahan ibadah karna kewajiban kita merupakan taat seluruhnya.
oleh karna itu, membayar zakat fitri dengan duit berarti menyelisihi ajaran allah dan juga rasul - nya. sebagaimana telah dikenal berbarengan, ibadah yang ditunaikan tanpa setimpal dengan tuntunan allah dan juga rasul - nya merupakan ibadah yang tertolak.
2. di era nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan juga para teman radhiallahu ‘anhum sudah terdapat mata duit dinar dan juga dirham.
hendak namun, yang nabi praktikkan berbarengan para teman merupakan pembayaran zakat fitri memakai olahan santapan, bukan memakai dinar ataupun dirham.
sementara itu dia merupakan orang yang amat mengerti kebutuhan umatnya dan juga yang amat mengasihi fakir miskin. terlebih lagi, beliaulah amat berbelas kasih kepada segala umatnya.
allah berfirman tentang dia,
لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِّنْ أَنفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُم بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَّحِيمٌ
“sungguh telah tiba kepadamu seseorang rasul dari kaummu seorang diri. berat merasa olehnya penderitaanmu, amat menginginkan (keimanan dan juga keselamatan) bagimu, sangat berbelas kasi lagi penyayang terhadap orang - orang mukmin. ” (qs. at - taubah: 128)
( sumber: konsultasisyariah. com )
gimana bila aku membayar zakat fitrah dengan duit, bukan dengan santapan pokok? apakah perihal ini diperbolehkan dalam islam? jazakallahu khairan.
jawaban:
permasalahan ini tercantum kajian yang banyak jadi tema ulasan di sebagian golongan dan juga kelompok yang mempunyai antusias dalam dunia islam. tidak heran, bila setelah itu ulasan ini meninggalkan perbandingan komentar.
sebagian melarang pembayaran zakat fitrah dengan duit secara absolut, sebagian memperbolehkan zakat fitrah dengan duit namun dengan bersyarat, dan juga sebagian lain memperbolehkan zakat fitrah dengan duit tanpa ketentuan.
yang jadi permasalahan merupakan perilaku yang dicoba orang awam. lazimnya, pemilihan komentar yang amat kokoh bagi mereka, lebih banyak didasari logika simpel dan juga jauh dari ketundukan terhadap dalil.
jauhnya seorang dari ilmu agama menimbulkan pribadinya begitu gampang mengambil keputusan dalam peribadahan yang mereka jalani. seringnya, orang terjerumus ke dalam qiyas (analogi) , sementara itu sudah terdapat dalil yang tegas.
penjelasan ini tidaklah dalam rangka menghakimi dan juga berikan kata putus buat perselisihan komentar tersebut. tetapi, pembahasan ini tidak lebih dari sebatas wujud upaya buat mewujudkan penjagaan terhadap sunah nabi dan juga dalam rangka mempraktikkan firman allah,
…فَإِن تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِن كُنتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ …
“… bila kamu berselisih komentar dalam permasalahan apa juga hingga kembalikanlah kepada allah dan juga rasul, bila kamu merupakan orang yang beriman kepada allah dan juga hari akhir. . . ” (qs. an - nisa’: 59)
allah menegaskan kalau siapa aja yang mengaku beriman kepada allah dan juga hari kiamat, hingga tiap terdapat permasalahan, ia harus mengembalikan kasus tersebut kepada alquran dan juga as - sunnah. siapa aja yang tidak berlagak demikian, berarti terdapat permasalahan terhadap imannya kepada allah dan juga hari akhir.
pada uraian ini, terlebih dulu hendak disebutkan perselisihan komentar ulama, setelah itu di - tarjih (dipilihnya komentar yang lebih kokoh). pada peluang ini, penulis hendak lebih banyak mengambil faidah dari risalah ahkam zakat fitri, karya nida’ abu ahmad.
perselisihan ulama tentang zakat fitrah dengan uang
ada 2 komentar ulama dalam permasalahan ini (zakat fitrah dengan duit). komentar kesatu, memperbolehkan pembayaran zakat fitri (zakat fitrah) memakai mata duit.
komentar kedua, melarang pembayaran zakat fitri memakai mata duit. permasalahannya berulang kepada status zakat fitri. apakah status zakat fitri (zakat fitrah) itu sebagaimana zakat harta ataukah statusnya bagaikan zakat tubuh?
bila statusnya sebagaimana zakat harta hingga prosedur pembayarannya sebagaimana zakat harta perdagangan. pembayaran zakat perdagangan tidak memakai barang yang diperdagangkan, tetapi memakai duit yang senilai dengan zakat yang dibayarkan.
sebagaimana pula zakat emas dan juga perak, pembayarannya tidak wajib memakai emas ataupun perak, tetapi boleh memakai mata duit yang senilai.
kebalikannya, bila status zakat fitri (zakat fitrah) ini sebagaimana zakat tubuh hingga prosedur pembayarannya menjajaki prosedur pembayaran kafarah buat seluruh tipe pelanggaran.
pemicu terdapatnya kafarah ini merupakan terdapatnya pelanggaran yang dicoba oleh tubuh, bukan kewajiban karna harta. pembayaran kafarah wajib memakai suatu yang telah diresmikan, dan juga tidak boleh memakai tidak hanya yang diresmikan.
bila seorang membayar kafarah dengan tidak hanya syarat yang diresmikan hingga kewajibannya buat membayar kafarah belum gugur dan juga wajib diulangi.
semisal, seorang melaksanakan pelanggaran berbentuk ikatan suami - istri di siang hari bulan ramadan, tanpa sebab yang dibenarkan. kafarah buat pelanggaran ini merupakan melepaskan budak, ataupun puasa 2 bulan berturut - turut, ataupun berikan makan 60 orang fakir miskin, dengan urutan sebagaimana yang disebutkan.
seorang tidak boleh membayar kafarah dengan menyedekahkan duit dengan harga budak, bila ia tidak menciptakan budak.
demikian pula, ia tidak boleh berpuasa 3 bulan tetapi putus - putus (tidak berturut - turut). pula, tidak boleh berikan duit rp. 5. 000 kepada 60 fakir miskin. kenapa demikian? karna kafarah wajib dibayarkan persis sebagaimana yang diresmikan.
dimanakah posisi zakat fitri (zakat fitrah) ?
sebagaimana yang dipaparkan syekhul islam ibnu taimiyah, komentar yang lebih pas dalam permasalahan ini merupakan bahwasanya zakat fitri (zakat fitrah) itu menjajaki prosedur kafarah karna zakat fitri (zakat fitrah) merupakan zakat tubuh, bukan zakat harta.
diantara dalil yang menampilkan kalau zakat fitri merupakan zakat tubuh –bukan zakat harta– merupakan statment ibnu abbas dan juga ibnu umar radhiallahu ‘anhuma tentang zakat fitri.
ibnu umar radhiallahu ‘anhu berkata, “rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengharuskan zakat fitri, … untuk kalangan muslimin, budak ataupun orang merdeka, pria ataupun perempuan, anak kecil ataupun orang berusia …” (hr. al - bukhari dan juga muslim)
ibnu abbas radhiallahu ‘anhu berkata, “rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengharuskan zakat fitri (zakat fitrah) , bagaikan penyuci orang yang berpuasa dari perbuatan yang menggugurkan pahala puasa dan juga perbuatan ataupun perkataan jorok …” (hr. abu daud; dinilai hasan oleh syekh al - albani)
2 riwayat ini menampilkan bahwasanya zakat fitri berstatus bagaikan zakat tubuh, bukan zakat harta. berikut ini merupakan sebagian dalihnya:
terdapatnya kewajiban zakat untuk kanak - kanak, budak, dan juga perempuan. sementara itu, mereka merupakan orang - orang yang lazimnya tidak mempunyai harta. paling utama budak; segala jasad dan juga hartanya merupakan kepunyaan tuannya. bila zakat fitri menggambarkan kewajiban karna harta hingga tidak bisa jadi orang yang sama sekali tidak mempunyai harta diharuskan buat dikeluarkan zakatnya.
salah satu guna zakat merupakan penyuci orang yang berpuasa dari perbuatan yang menggugurkan pahala puasa dan perbuatan ataupun perkataan jorok. guna ini menampilkan kalau zakat fitri berstatus sebagaimana kafarah buat ketiadaan puasa seorang.
apa konsekuensi hukum bila zakat fitri (zakat fitrah) berstatus sebagaimana kafarah?
terdapat 2 konsekuensi hukum kala status zakat fitri itu sebagaimana kafarah:
wajib dibayarkan dengan suatu yang telah diresmikan ialah olahan santapan.
wajib dikasih kepada orang yang memerlukan buat menutupi hajat hidup mereka, ialah fakir miskin. dengan demikian, zakat fitri tidak boleh dikasih kepada amil, mualaf, budak, masjid, dan juga kalangan yang lain. (amati majmu’ fatawa syaikhul islam, 25: 73)
bagaikan ekstra wacana, berikut ini kami sebutkan perselisihan ulama dalam permasalahan ini.
komentar yang membolehkan pembayaran zakat fitri dengan uang
ulama yang berkomentar demikian merupakan umar bin abdul aziz, al - hasan al - bashri, atha’, ats - tsauri, dan juga abu hanifah.
diriwayatkan dari al - hasan al - bashri, kalau dia berkata, “tidak kenapa membagikan zakat fitri dengan dirham. ”
diriwayatkan dari abu ishaq; dia berkata, “aku menjumpai mereka (al - hasan dan juga umar bin abdul aziz) sedangkan mereka lagi menunaikan zakat ramadan (zakat fitri) dengan sebagian dirham yang senilai olahan santapan. ”
diriwayatkan dari atha’ bin abi rabah, kalau dia menunaikan zakat fitri dengan waraq (dirham dari perak).
komentar yang melarang pembayaran zakat fitri (zakat fitrah) dengan uang
komentar ini menggambarkan komentar yang diseleksi oleh kebanyakan ulama. mereka mengharuskan pembayaran zakat fitri memakai olahan santapan dan juga melarang membayar zakat dengan mata duit.
diantara ulama yang berpegang pada komentar ini merupakan imam malik, imam asy - syafi’i, dan juga imam ahmad. terlebih lagi, imam malik dan juga imam ahmad secara tegas menyangka tidak legal bila membayar zakat fitri mengunakan mata duit. berikut ini nukilan perkataan mereka.
perkataan imam malik
imam malik berkata, “tidak legal bila seorang membayar zakat fitri dengan mata duit apa juga. tidak demikian yang diperintahkan nabi. ” (al - mudawwanah syahnun)
imam malik pula berkata, “wajib menunaikan zakat fitri senilai satu sha’ olahan santapan yang universal di negara tersebut pada tahun itu (tahun pembayaran zakat fitri). ” (ad - din al - khash)
perkataan imam asy - syafi’i
imam asy - syafi’i berkata, “penunaian zakat fitri harus dalam wujud satu sha’ dari lazimnya olahan santapan di negara tersebut pada tahun tersebut. ” (ad - din al - khash)
perkataan imam ahmad
al - khiraqi berkata, “siapa aja yang menunaikan zakat memakai mata duit hingga zakatnya tidak legal. ” (al - mughni, ibnu qudamah)
abu daud berkata, “imam ahmad ditanya tentang pembayaran zakat mengunakan dirham. dia menanggapi, “aku takut zakatnya tidak diterima karna menyelisihi sunah rasulullah. ” (masail abdullah bin imam ahmad; dinukil dalam al - mughni, 2: 671)
dari abu thalib, bahwasanya imam ahmad kepadaku, “tidak boleh membagikan zakat fitri dengan nilai mata duit. ”
setelah itu terdapat orang yang berpendapat kepada imam ahmad, “ada sebagian orang yang berkata kalau umar bin abdul aziz membayar zakat memakai mata duit. ”
imam ahmad marah dengan berkata, “mereka meninggalkan hadis nabi dan juga berkomentar dengan perkataan fulan. sementara itu abdullah bin umar berkata, ‘rasulullah mengharuskan zakat fitri satu sha’ kurma ataupun satu sha’ gandum. ’ allah pula berfirman,
‘taatlah kepada allah dan juga taatlah kepada rasul. ’ terdapat sebagian orang yang menolak sunah dan juga berkata, ‘fulan ini mengatakan demikian, fulan itu mengatakan demikian. ” (al - mughni, ibnu qudamah, 2: 671)
zahir mazhab imam ahmad, dia berkomentar kalau pembayaran zakat fitri dengan nilai mata duit itu tidak legal.
sebagian perkataan ulama lain:
syekhul islam ibnu taimiyah berkata, “allah mengharuskan pembayaran zakat fitri dengan olahan santapan sebagaimana allah mengharuskan pembayaran kafarah dengan olahan santapan. ” (majmu’ fatawa)
taqiyuddin al - husaini asy - syafi’i, penulis kitab kifayatul akhyar (kitab fikih mazhab syafi’i) berkata, “syarat legal pembayaran zakat fitri wajib berbentuk biji (olahan santapan) ; tidak legal memakai mata duit, tanpa terdapat perselisihan dalam permasalahan ini. ” (kifayatul akhyar, 1: 195)
an - nawawi berkata, “ishaq dan juga abu tsaur berkomentar kalau tidak boleh membayar zakat fitri memakai duit kecuali dalam kondisi darurat. ” (al - majmu’)
an - nawawi berkata, “tidak legal membayar zakat fitri dengan mata duit bagi mazhab kami. komentar ini pula yang diseleksi oleh malik, ahmad, dan juga ibnul mundzir. ” (al - majmu’)
asy - syairazi asy - syafi’i berkata, “tidak boleh memakai nilai mata duit buat zakat karna kebenaran merupakan kepunyaan allah. allah telah mengkaitkan zakat sebagaimana yang ia tegaskan (dalam firman - nya) , hingga tidak boleh mengubah perihal itu dengan selebihnya. sebagaimana berkurban, kala allah kaitkan perihal ini dengan fauna ternak, hingga tidak boleh mengubahnya dengan tidak hanya fauna ternak. ” (al - majmu’)
ibnu hazm berkata, “tidak boleh memakai duit yang senilai (dengan zakat) sama sekali. pula, tidak boleh keluarkan satu sha’ kombinasi dari sebagian olahan santapan, sebagian gandum dan juga sebagian kurma. tidak legal membayar dengan nilai mata duit sama sekali karna seluruh itu tidak diharuskan (dianjurkan) rasulullah. ” (al - muhalla bi al - atsar, 3: 860)
asy - syaukani berkomentar kalau tidak boleh memakai mata duit kecuali bila tidak membolehkan membayar zakat dengan olahan santapan. ” (as - sailul jarar, 2: 86)
di antara ulama abad ini yang mengharuskan membayar dengan olahan santapan merupakan syekh ibnu baz, syekh ibnu al - utsaimin, syekh abu bakr al - jazairi, dan juga yang lain.
mereka berkata kalau zakat fitri tidak boleh dibayarkan dengan tidak hanya santapan dan juga tidak boleh mengubahnya dengan mata duit, kecuali dalam kondisi darurat, karna tidak ada riwayat kalau nabi mengubah olahan santapan dengan mata duit.
terlebih lagi tidak dinukil dari seseorang juga teman kalau mereka membayar zakat fitri dengan mata duit. (minhajul muslim, hlm. 251)
dalil - dalil tiap - tiap pihak
dalil ulama yang membolehkan pembayaran zakat fitri dengan duit:
dalil riwayat yang di informasikan merupakan komentar umar bin abdul aziz dan juga al - hasan al - bashri. sebagian ulama menegaskan kalau mereka tidak mempunyai dalil nash (alquran, al - hadits, ataupun perkataan teman) dalam permasalahan ini.
istihsan (menyangka lebih baik). mereka menyangka mata duit itu lebih baik dan juga lebih berguna buat orang miskin daripada olahan santapan.
dalil dan juga sebab ulama yang melarang pembayaran zakat dengan mata duit:
kesatu, riwayat - riwayat yang menegaskan kalau zakat fitri wajib dengan olahan santapan.
dari abdullah bin umar radhiallahu ‘anhu; dia berkata, “rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengharuskan zakat fitri, berbentuk satu sha’ kurma kering ataupun gandum kering …. ” (hr. al - bukhari dan juga muslim)
“rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengharuskan zakat fitri, … bagaikan santapan untuk orang miskin. …” (h. r. abu daud; dinilai hasan oleh syekh al - albani)
dari abu said al - khudri radhiallahu ‘anhu; dia berkata, “dahulu, kami menunaikan zakat fitri dengan satu sha’ olahan santapan, satu sha’ gandum, satu sha’ kurma, satu sha’ keju, ataupun satu sha’ anggur kering. ” (h. r. al - bukhari dan juga muslim)
abu sa’id al - khudri radhiallahu ‘anhu berkata, “dahulu, di era nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, kami menunaikan zakat fitri dengan satu sha’ olahan santapan. ” setelah itu abu sa’id berkata, “dan santapan kami dahulu merupakan gandum, anggur kering (zabib) , keju (aqith) , dan juga kurma. ” (h. r. al - bukhari, nomor. 1439)
abu hurairah radhiallahu ‘anhu berkata, “rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menugaskanku buat melindungi zakat ramadan (zakat fitri). setelah itu datanglah seorang mencuri santapan, kemudian saya sukses menangkapnya …. ” (hr. al - bukhari, nomor. 2311)
kedua, sebab para ulama yang melarang pembayaran zakat fitri dengan mata duit.
1. zakat fitri merupakan ibadah yang telah diresmikan ketentuannya, tercantum yang telah diresmikan dalam permasalahan zakat fitri merupakan tipe, takaran, waktu penerapan, dan juga tata trik penerapan.
seorang tidak boleh keluarkan zakat fitri tidak hanya tipe yang telah diresmikan, sebagaimana tidak legal membayar zakat di luar waktu yang diresmikan.
imam al - haramain al - juwaini asy - syafi’i berkata, “bagi mazhab kami, sandaran yang dimengerti berbarengan dalam permasalahan dalil, kalau zakat tercantum wujud ibadah kepada allah. penerapan seluruh masalah yang menggambarkan wujud ibadah itu menjajaki perintah allah. ”
setelah itu dia membikin permisalan, “andaikan terdapat orang yang berkata kepada utusannya (wakilnya) , ‘beli baju! ’ sedangkan utusan ini ketahui kalau tujuan majikannya merupakan berdagang, setelah itu utusan ini memandang terdapat benda yang lebih khasiat untuk majikannya (daripada baju) , hingga si utusan ini tidak berhak menyelisihi perintah majikannya. walaupun ia memandang perihal itu lebih berguna daripada perintah majikannya. (bila dalam permasalahan semacam ini aja harus ditunaikan sebagaimana amanah yang dikasih, pent. ) hingga masalah yang allah wajibkan lewat perintah - nya tentu lebih layak buat diiringi. ”
harta yang terdapat di tangan kita seluruhnya merupakan harta allah. posisi manusia cumalah sebagaimana wakil. sedangkan, wakil tidak berhak buat berperan di luar batas yang diperintahkan.
bila allah memerintahkan kita buat membagikan santapan kepada fakir miskin, tetapi kita selaku wakil malah membagikan tidak hanya santapan, hingga perilaku ini tercantum wujud pelanggaran yang layak buat memperoleh hukuman.
dalam permasalahan ibadah, tercantum zakat, selayaknya kita kembalikan seluruhnya kepada ketentuan allah. jangan sekali - kali mengaitkan campur tangan ide dalam permasalahan ibadah karna kewajiban kita merupakan taat seluruhnya.
oleh karna itu, membayar zakat fitri dengan duit berarti menyelisihi ajaran allah dan juga rasul - nya. sebagaimana telah dikenal berbarengan, ibadah yang ditunaikan tanpa setimpal dengan tuntunan allah dan juga rasul - nya merupakan ibadah yang tertolak.
2. di era nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan juga para teman radhiallahu ‘anhum sudah terdapat mata duit dinar dan juga dirham.
hendak namun, yang nabi praktikkan berbarengan para teman merupakan pembayaran zakat fitri memakai olahan santapan, bukan memakai dinar ataupun dirham.
sementara itu dia merupakan orang yang amat mengerti kebutuhan umatnya dan juga yang amat mengasihi fakir miskin. terlebih lagi, beliaulah amat berbelas kasih kepada segala umatnya.
allah berfirman tentang dia,
لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِّنْ أَنفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُم بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَّحِيمٌ
“sungguh telah tiba kepadamu seseorang rasul dari kaummu seorang diri. berat merasa olehnya penderitaanmu, amat menginginkan (keimanan dan juga keselamatan) bagimu, sangat berbelas kasi lagi penyayang terhadap orang - orang mukmin. ” (qs. at - taubah: 128)
( sumber: konsultasisyariah. com )